sampai sini aku coba menghubungi kakak perempuanku yang nomor 3. sedianya agar membantu permasalahan ku ini. Saat ku bertemu langsung di kalibata dia mengiyakan untuk megirim ke rekening aku 400rb. Sengaja aku tak menagih karena saat itu ternyata saya ada rejeki yang bisa menutup kekurangan walau hanya beberapa hari saja. Dan akhirnya saya harus meminta bantuan lagi agar bisa bertahan makan dirumah ini khususnya ayahku. Saat dihubungi dia mengelak dan takisa membantu walau saya minta dipinjamkan dari orang terdekat dia. Akhirnya saya tak mendapat sepeserpun dari pengkhianat itu. Dia begitu angkuh padahal saja dia punya handphone yang canggih diatas 2 jutaan seandainya dia jual handphone itu pasti saja kami bisa makan dirumah dan bisa bayar hutang beras diwarung. Dia begitu jahat lupa akan jasa ayahnya yang saya cintai ini. Ia tak memberi walau seratus ribupun !!! dulu saya pernah mencontohkan kepada dia saat saya bekerja dulu. Tapi dia lupa. Dia mementingkan diri sendiri. Tak menengok orang tua. Memilih bersenang senang ketawa ketiwi dengan ke glamouran hidup yang berkelas. Ingatlah dulu kau siapa ? Sudah beberapa bulan dia menikah tapi suaminya hanya 4 kali bertemu dengan ayahku. Dia begitu kerdil sangat kerdil di mataku. Begitu juga dengan kakak tertuaku yang nomor satu dia sama sekali tidak bisa dihubungi dan ridak tahu dimana keberadaanya. Suatu kali aku pernah berbicara dengannya agar dia memberikan uang ke ayahku 100rb per bulan agar enak juga di dengar keluarga yang lain dala hatiku. Tapi dia menolak dengan tegas “ minta dong sama sama “y” (kakakku nomor 2) gue nggak ada duitlah. Katanya begitu padahal handphone punya bukan hanya satu. Motor ounya dua tapi tidak dia taruh dirumah satunya. Dia juga tidak memikirkan kesejahteraan hidup ayahku. Ayahku pernah berkata “lupa jasa” kata ayahku. Sampai saat ini aku bersyukur ayahku tidak memikirkan permasalahan ini di hatinya. Seandainya saja ayahku memikirkan dua kakak pengkhianat itu bisa bisa naik darah kena serangan stroke kedua wah bahaya ini bisa saya yang repot bukan siapa siapa.
Dimana pengkhianat kebersamaan itu
By
sampai sini aku coba menghubungi kakak perempuanku yang nomor 3. sedianya agar membantu permasalahan ku ini. Saat ku bertemu langsung di kalibata dia mengiyakan untuk megirim ke rekening aku 400rb. Sengaja aku tak menagih karena saat itu ternyata saya ada rejeki yang bisa menutup kekurangan walau hanya beberapa hari saja. Dan akhirnya saya harus meminta bantuan lagi agar bisa bertahan makan dirumah ini khususnya ayahku. Saat dihubungi dia mengelak dan takisa membantu walau saya minta dipinjamkan dari orang terdekat dia. Akhirnya saya tak mendapat sepeserpun dari pengkhianat itu. Dia begitu angkuh padahal saja dia punya handphone yang canggih diatas 2 jutaan seandainya dia jual handphone itu pasti saja kami bisa makan dirumah dan bisa bayar hutang beras diwarung. Dia begitu jahat lupa akan jasa ayahnya yang saya cintai ini. Ia tak memberi walau seratus ribupun !!! dulu saya pernah mencontohkan kepada dia saat saya bekerja dulu. Tapi dia lupa. Dia mementingkan diri sendiri. Tak menengok orang tua. Memilih bersenang senang ketawa ketiwi dengan ke glamouran hidup yang berkelas. Ingatlah dulu kau siapa ? Sudah beberapa bulan dia menikah tapi suaminya hanya 4 kali bertemu dengan ayahku. Dia begitu kerdil sangat kerdil di mataku. Begitu juga dengan kakak tertuaku yang nomor satu dia sama sekali tidak bisa dihubungi dan ridak tahu dimana keberadaanya. Suatu kali aku pernah berbicara dengannya agar dia memberikan uang ke ayahku 100rb per bulan agar enak juga di dengar keluarga yang lain dala hatiku. Tapi dia menolak dengan tegas “ minta dong sama sama “y” (kakakku nomor 2) gue nggak ada duitlah. Katanya begitu padahal handphone punya bukan hanya satu. Motor ounya dua tapi tidak dia taruh dirumah satunya. Dia juga tidak memikirkan kesejahteraan hidup ayahku. Ayahku pernah berkata “lupa jasa” kata ayahku. Sampai saat ini aku bersyukur ayahku tidak memikirkan permasalahan ini di hatinya. Seandainya saja ayahku memikirkan dua kakak pengkhianat itu bisa bisa naik darah kena serangan stroke kedua wah bahaya ini bisa saya yang repot bukan siapa siapa.
Like This Post? Please share!